Value based pricing (VBP) merupakan salah satu strategi penetapan harga di mana strategi ini bisa sangat menguntungkan namun juga bisa menjadi buah simalakama.
Di dalam menentukan strategi penetapan harga, ada banyak komponen dan faktor-faktor yang harus dipertimbangkan.
Karena itulah dalam menentukan strategi penetapan harga tak bisa hanya berdasarkan harga tinggi saja, namun juga wajib untuk memikirkan mengenai calon pelanggan dan segmen pasarnya.
Lantas apa itu VBP?
Pengertian Value Based Pricing
Value based pricing merupakan strategi penentuan harga yang didasarkan pada pendapat pelanggan terkait berapa nilai yang ditentukan untuk sebuah produk.
Sehingga penentuan harga akan lebih berfokus kepada nilai produk, bukan biaya produksi dan pengeluaran lainnya.
Dengan kata lain penetapan harga yang dilakukan berdasarkan persepsi nilai dari pembeli, bukan dari biaya penjual sebagai kunci penetapan harga.
Sehingga penetapan harga berdasarkan nilai, pemasar tak dapat mendesain suatu produk atau program pemasaran lalu menetapkan harga.
Namun harga dihitung bersama-sama dengan bauran pemasaran lain sebelum program pemasaran ditetapkan.
Contoh mudah yakni toko-toko dengan prinsip ethical fashion.
Dalam menentukan harga ada banyak hal yang harus dipertimbangkan.
Pertimbangan tersebut seperti biaya bahan, pekerja maupun logistiknya.
Namun faktor keunikan lain yang dipegang oleh bisnis tersebut adalah pertimbangan utama. Ini termasuk mengedepankan kelebihan dari produk yang dijual.
Karena nilai-nilai lebih inilah yang kerap kali membuat harga dipatok lebih tinggi karena adanya perbedaan dengan perusahaan lain sehingga harga menjadi mahal walaupun barang yang dijual memiliki model serupa.
Contoh Brand yang Memakai Value Based Pricing
Brand besar yang memakai strategi VBP adalah Apple.
Sebagaimana diketahui banyak khalayak, Apple memiliki harga yang tinggi padahal jika dibandingkan dengan produk lain sejumlah speknya mirip. Meski begitu penggemar Apple tetap berjibun dan produk barunya selalu ditunggu.
Alasannya karena Apple memiliki operating system yang dirancang seramah mungkin untuk penggunanya dan ia memiliki desain elegan nan modern.
Walaupun kualitas kompetitor Apple kerap kali lebih bagus namun seringnya orang yang terbiasa memakai Apple akan tetap setia untuk memilihnya dan menantikan produknya.
Komponen Value Based Pricing
Ada sejumlah pertimbangan untuk memakai VBP. Sejumlah komponen ini disebut dengan value stick.
Adapun komponen tersebut yakni:
1. Willingness to pay (WTP)
Willingness to pay yakni harga tertinggi suatu produk atau jasa dalam batas wajar pelanggan yang memungkinkan pelanggan tetap akan membeli produk.
Adapun di antara WTP pelanggan ini ada yang dinamakan customer delight yangmana pelanggan mendapat kepuasan karena produk yang didapat lebih dari ekspektasi.
Sensasi ini dirasakan oleh mereka usai membeli produk atau jasa karena merasa bahwa nilai yang didapat sepadan atau bahkan lebih dari yang dibayarkan.
Dari sinilah nantinya brand loyalty akan terbentuk.
Karena itulah penting untuk memikirkan dampak jangka panjang WTP.
2. Harga
Harga akhir yang ditetapkan oleh produk atau jasa, optimalnya penentuan harga ada di tengah-tengah antara komponen willingness to pay dan biaya produksi yang telah dikeluarkan.
Karena itulah penentuan harga kemudian menjadi tolak ukur apakah pelanggan akan merasakan customer delight dan perusahaan akan mendapat margin keuntungan yang diinginkan.
3. Biaya yang dikeluarkan
Menentukan value based pricing biaya yang dikeluarkan tak boleh ketinggalan untuk dijadikan pertimbangan.
Biaya harus mencakup semua komponen baik yang terlihat maupun yang tidak.
4. Willingness to sell
Ini adalah faktor yang berkaitan dengan supplier yakni harga terendah yang dapat dibayarkan kepada supplier dari perusahaan .
Tips Menentukan Value Based Pricing
Ketika menentukan VBP salah satu tipsnya adalah sebagai berikut:
1. Menentukan segmen pasar
Saat menentukan value based pricing maka pebisnis musti fokus pada segmen pasarnya.
Hal ini karena segmen pasar akan mempengaruhi penilaian ke depannya dan akan menjadi ciri khas tersendiri pada brand yang dimiliki.
2. Bandingkan dengan kompetitor
Jangan lupa untuk selalu melihat perbandingan harga dengan kompetitor ketika menentukan value based pricing.
Ketika menjual produk serupa lihatlah bagaimana kompetitor menjual harganya.
Hal ini karena kalau Anda terlalu over menetapkan value based pricing apalagi jika branding yang dibangun tidak cukup kuat maka besar kemungkinan pelanggan akan lari ke perusahaan lain.
3. Faktor pembeda
Saat memakai value based pricing faktor pembeda adalah hal paling utama yang dibutuhkan untuk membedakan produk dengan barang dari perusahaan lain.
Inilah sebenarnya yang paling utama dijual oleh sebuah perusahaan ketika menetapkan value based pricing sehingga barang benar-benar bernilai premium.
Kelebihan Value Based Pricing
Ada sejumlah keuntungan yang bisa didapatkan dari strategi value based pricing.
Sejumlah keuntungan tersebut di antaranya adalah ketika dilakukan dengan benar maka penetapan harga berdasarkan nilai akan membantu pebisnis mendapat keuntungan banyak.
Selain itu strategi ini juga akan memberikan kesempatan pebisnis untuk mengembangkan produk berkualitas tinggi karena mau tak mau ada harga ada rupa.
Sehingga pebisnis akan terpacu untuk membuat produk lebih baik. Selain itu karena keuntungan yang didapat lebih tinggi maka modal untuk pengembangan produk agar lebih baik pun akan lebih mudah didapatkan.
Tak hanya produk yang lebih baik, karena potensi pemberian layanan yang maksimal pun bisa lebih diupayakan ketika VBP ditetapkan.
***
Demikian pembahasannya. Semoga Sobat Parbo terinspirasi dalam memahami dunia bisnis secara mendalam, ya! Jangan lupa, untuk mencari tempat jual plywood Solo dengan kualitas terbaik dan produk terlengkap, Sobat Parbo bisa langsung memesan kepada kami.
Klik saja tombol WhatsApp di sebelah kanan bawah website ini, ya! Customer service kami akan siap membantu segala kebutuhan plywood Sobat!
Tinggalkan Balasan