Sharing Economy adalah – Dewasa ini sharing economy (SharEco) menjadi tren dalam dunia bisnis. Ia menjadi salah satu strategi bisnis yang banyak dijalankan terutama di kalangan pebisnis muda.
Sharing economy, memiliki peminat yang pertumbuhannya cukup cepat dalam sejarah.
Sharing economy juga menjadi salah satu strategi yang banyak digunakan agar bisnis yang dijalankan terus berjalan dengan baik dan bisa bertumbuh maksimal.
Lantas sebenarnya apa itu sharing economy?
Sharing economy merupakan sebuah model bisnis yang didefinisikan sebagai aktivitas berbasis peer to peer, bSharEco kerapkali menggunakan teknologi guna memfasilitasi pertukaran akses barang atau jasa antara dua pihak maupun lebih.
SharEco juga bukan merupakan sesuatu yang baru. Namun kehadiran internet lah yang membuat transaksi bisa dilakukan dengan mudah.
Konsep Sharing Economy
Terdapat 3 konsep SharEco yakni:
1. Real sharing
Konsep sharing ini adalah bentuk yang paling sederhana. Sebagai contoh adalah kehadiran Wikipedia yang muncul sebagai platform yang dapat memungkinkan pengguna supaya bisa berkontribusi dan membagikan pengetahuan secara sukarela.
2. Gift Giving
Gift Giving adalah konsep yang bertujuan untuk membagikan produk maupun layanan dengan harapan nantinya orang lain bisa membalas di masa mendatang.
Sebagai contoh adalah kemunculan banyak website open source yang memudahkan para programmer melakukan coding gratis.
3. Pseudo sharing
Adapun konsep ketiga yakni pseudo sharing yakni konsep merangkum SharEco yang terjadi di masa sekarang.
Contoh Sharing Economy
Ada sejumlah perusahaan yang menerapkan sharing economy. Adapun contoh perusahaan-perusahaan yang menerapkan sharing economy di antaranya:
1. Gojek
Salah satu contoh sharing economy paling sukses saat ini adalah Gojek. Gojek disebut-sebut sebagai aplikasi on demand yang paling banyak dipakai oleh masyarakat Indonesia selama 2019.
Ia juga merupakan salah satu terbesar di Indonesia.
Bahkan Gojek beroperasi hingga 214 kota di 5 negara Asia Tenggara dan memiliki mitra driver pengemudi hingga lebih dari 2 juta orang.
2. AirBnB
AirBnB berdiri pada tahun 2008 lalu dan menjadi salah satu perusahaan yang menerapkan model bisnis sharing economy.
AirBnB telah setidaknya ada sebanyak 81.000 di kota di 191 negara. Selain itu AirBnB memiliki lebih dari 6 juta property yang dapat disewa oleh para pelanggann.
AirBnB menguntungkan para pemilik property karena mereka bisa mendapatkan penghasilan dengan lebih mudah.
Karena itulah perusahaan ini diangggap cukup sukses menerapkan SharEco.
3. Grab
Grab adalah perusahaan semacam Gojek yang berada pada level decacorn.
Perusahaan ini kini memiliki valuasi mencapai lebih dari 10 miliar dolar AS.
Selain itu Grab juga baru saja mendapat investasi lebih dari 850 juta dolar AS dari Mitsubishi UFJ Financial Group Inc dan TIS Inc.
Kelas Sharing Economy
Adapun dalam prakteknya, sharing economy terbagi menjadi beberapa kelas yang berbeda yakni:
1. FLOSS-Free/Libre Open Source Software
Sharing economy terkait dengan program perangkat lunak sumber bebas atau terbuka yang diproduksi komunitas pengembang dan pengguna. Dalam hal ini Linux adalah contohnya.
2. Rental economy
Pada kelas ini, ekonomi dibangun berdasarkan skema sewa yang dijalankan oleh perusahaan yang mengkhususkan sewa barang-barang yang pada umumnya kurang dipakai saat pengguna memiliki kepemilikan pribadi eksklusif padanya.
Sebagai contoh yakni mobil berbagi atau ZipCar.
3. Peer to peer Economy
Skema tersebut menyangkut barang-barang yang kurang dipakai namun ditawarkan langsung oleh sang pemilik.
AirBnB adalah contoh kelas ini.
4. Social Lending and Crowdfunding
Skema tersebut adalah penerapan keuangan pada sharing economy di mana platform akan membantu peningkatan modal yang diperlukan.
5. On-Demand Economy
Skema ini ditandai penggunaan yang mempertaruhkan layanan pribadi yang disediakan oleh professional dan non-profesional. Contohnya adalah Uber.
6. Time Banking and Local Exchange Trading System
Skema ini mirip dengan yang sebelumnya terkait layanan yang ditawarkan. Akan tetapi perbedaan mendasar terletak dari kurangnya uang pada transaksi namun memakai bentuk barter sebagai ganti.
Yang harus diperhatikan
Saat Anda membangun bisnis dengan memakai konsep SharEco maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan yakni:
- Kepercayaan
- Legalitas
- Transparansi
Hal ini karena kepercayaan pengguna merupakan hal penting dalam bisnis. Oleh karena itu, manajemen risiko sudah harus dibuat sematang mungkin supaya penyedia terhindar dari aksi kejahatan.
Membuat profil sebaik mungkin, sejelas mungkin dengan deskripsi transparan terkait layanan yang diberikan juga perlu.
Adapun testimoni pengguna juga penting guna meyakinkan pelanggan berikutnya..
Legalitas dan sistem pemasarannya juga penting supaya semakin banyak pengguna yang bisa memakai jasa Anda.
Perbedaan dengan Gig Economy
Penyebutan istilah Gig Economy belakangan juga banyak dibbicarakan. Namun perbedaan keduanya di antaranya pada gig economy, ia merujuk pada perubahan kondisi lapangan kerja.
Misal pada pekerjaan konvensional, pegawai harus berada di kantor guna menyelesaikan tugas.
Namun di bawah gig economy nantinya pegawai bisa bekerja di mana pun termasuk rumah, perpustakaan dan sebagainya.
Adapun sharing economy merujuk pada pemanfaatan bersama barang maupun jasa.
Terkadang model bisnis sharing economy memunculkan gig economy karena perusahaan tak merekrut pekerja penuh waktu.
Hal ini karena pengguna jasa menawarkan beberapa projek untuk individu tertentu, namun saat proyek berakhir kontrak pekerja dan pengguna jasa berakhir.
***
Demikian pembahasan mengenai seputar dunia bisnis dan pemasaran yang penting untuk Sobat Parbo ketahui. Jangan lupa, untuk mencari tempat jual plywood Solo dengan kualitas terbaik dan produk terlengkap, Sobat Parbo bisa langsung memesan kepada kami. Klik saja tombol WhatsApp di sebelah kanan bawah website ini, ya! Customer service kami akan siap membantu segala kebutuhan plywood Sobat!
Tinggalkan Balasan